Utinews.id – Dari balik seragam militer Rusia yang kini melekat di tubuhnya, Satria Arta Kumbara menyampaikan sebuah pesan lirih: sebuah permohonan maaf, sebuah penyesalan, dan sebuah harapan untuk pulang.
Satria bukan lagi bagian dari Marinir TNI AL seperti dulu. Keputusannya meninggalkan Indonesia dan bergabung dalam barisan militer Rusia dalam konflik bersenjata melawan Ukraina membuatnya kehilangan lebih dari sekadar seragam: ia kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
Kini, dari negeri yang jauh, Satria bicara pada bangsanya. Melalui video berdurasi hampir tiga menit yang diunggah di akun TikTok @zstrom689, ia menyampaikan suara hati—bukan sebagai tentara, melainkan sebagai anak bangsa yang merindukan tanah airnya.
“Saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ketidaktahuan saya menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan Rusia, mengakibatkan dicabutnya kewarganegaraan saya.”ujarnya
Suaranya terdengar serak dan tercekat. Tidak ada pembelaan. Yang tersisa hanyalah kejujuran dan keinginan untuk dimaafkan. Satria menjelaskan bahwa keputusannya berangkat ke Rusia bukan karena niat membelot, melainkan demi menghidupi keluarganya.
“Saya tidak pernah berniat mengkhianati negara. Saya ke Rusia hanya untuk mencari nafkah. Saya pamit kepada ibu, saya cuci kaki, saya minta restu…” ungkapnya
Ia tahu, keputusan itu telah merenggut status yang sangat berharga baginya: menjadi Warga Negara Indonesia. Namun bagi Satria, lebih dari itu, ia kehilangan bagian dari jati dirinya.
“Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi saya adalah segalanya dan tidak akan ternilai harganya.”
Melalui video itu, ia menyapa Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming, serta Menteri Luar Negeri Sugiono, memohon agar pemerintah membantunya mengakhiri kontrak militer di Rusia dan membawanya pulang.
“Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan memohon kebesaran hati Bapak Prabowo, Bapak Gibran, dan Bapak Sugiono untuk mengembalikan hak kewarganegaraan saya.”
Unggahannya sontak menyentuh hati banyak orang. Warganet memberikan respons beragam—ada yang meragukan, tapi tak sedikit pula yang menyampaikan empati. Di balik segala kontroversi, publik melihat sisi kemanusiaan seorang pria yang salah mengambil langkah, namun kini ingin memperbaiki segalanya.
Belum ada tanggapan resmi dari pemerintah. Namun video itu telah menyebar luas, membawa pesan bahwa bahkan dalam pusaran konflik global, ada suara yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Satria Arta Kumbara tak lagi meminta pengakuan sebagai prajurit. Ia hanya ingin kembali sebagai anak Indonesia—anak yang pernah pergi, tapi kini rindu untuk pulang.
Redaksi | Utinews.id