Utinews.id – Langkahnya tegap, sorot matanya mantap, meski di balik seragam putih yang dikenakannya tersimpan luka yang begitu dalam. Nama itu kini menjadi sorotan publik: Kevin Silaban, seorang putra terbaik Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, yang terpilih sebagai Komandan Paskibra 2025.
Namun, kisah di balik tugas mulianya pada 17 Agustus 2025 bukanlah kisah biasa. Di saat remaja lain berbahagia menyambut momen bersejarah, Kevin justru harus menanggung kenyataan pahit: sang ayah tercinta berpulang ke pangkuan Tuhan hanya sehari sebelum upacara.
Perpisahan yang Penuh Air Mata
Di rumah duka, suasana hening pecah oleh tangis keluarga. Kevin, dengan seragam putih kebanggaan yang akan dikenakannya di alun-alun, sempat memberikan hormat terakhir kepada ayahnya. Sebuah foto yang beredar luas memperlihatkan momen haru itu—ia berdiri tegap, lalu mencium jenazah sang ayah dengan penuh kasih sayang.
Bagi banyak orang, kehilangan orang tua adalah alasan kuat untuk mundur dari segala aktivitas. Namun bagi Kevin, ada panggilan yang lebih besar: mengibarkan Merah Putih di Hari Kemerdekaan.
Mengemban Tugas dengan Luka di Hati
Minggu pagi, 17 Agustus 2025, Kevin melangkah ke lapangan upacara di Humbang Hasundutan. Wajahnya tegar, langkahnya pasti. Seakan ia menyimpan segala luka di dalam hati, menutupinya dengan dedikasi dan disiplin.
Di hadapan ribuan pasang mata, Kevin memimpin pasukannya mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Setiap hentakan kaki, setiap gerakan tangan, terasa seperti simbol perjuangan: bahwa cinta tanah air dapat berdiri di atas derita pribadi.
Doa dari Sang Ayah yang Tak Lagi Ada
Bagi Kevin, tugas ini bukan hanya tentang menjalankan amanah negara, tetapi juga tentang mempersembahkan penghormatan terakhir kepada ayahnya. Ia mungkin tak lagi bisa mendengar tepuk tangan sang ayah dari pinggir lapangan, tapi ia tahu, doa restu orang tuanya akan selalu menyertai langkahnya.
“Semoga Kevin bisa melaksanakan tugas mulia ini dengan sebaik-baiknya, walau dalam hatinya ada luka dan pilu yang sangat mendalam,” tulis warganet dalam sebuah unggahan yang viral di media sosial.
Simbol Pengorbanan dan Nasionalisme
Kisah Kevin Silaban bukan sekadar cerita seorang anggota Paskibra. Ia adalah simbol pengorbanan, keberanian, dan nasionalisme yang lahir dari hati seorang anak bangsa. Keputusannya meninggalkan duka pribadi demi merah putih mengajarkan kita arti sejati dari kata Merdeka: kebebasan yang diperoleh dengan pengorbanan.
Di tengah duka yang membekap, Kevin tetap berdiri tegak, membawa pesan bagi seluruh rakyat Indonesia: bahwa cinta tanah air bukan hanya kata-kata, melainkan tindakan nyata, meski harus dibayar dengan air mata.
Semangat terus, Ananda Kevin Silaban. Merah Putih berkibar megah, doa ayah selalu menyertai langkahmu. Merdeka!
Redaksi | Utinews.id