Utinews.id – Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) menggelar aksi unjuk rasa dengan menduduki Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Jumat (29/8/2025).
Massa aksi menyampaikan sejumlah tuntutan terkait kebijakan pemerintah daerah maupun pusat yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Dalam orasi dan mimbar bebas yang digelar di halaman rumah dinas, mahasiswa menyoroti alokasi anggaran APBD-P 2025 sebesar Rp5 miliar untuk perbaikan rumah dinas, pengadaan mobil dinas, serta event organizer.
Menurut mahasiswa, penggunaan anggaran tersebut tidak sejalan dengan kebutuhan masyarakat, sebab masih banyak daerah di Gorontalo yang belum memiliki infrastruktur memadai. Bahkan, disebutkan masih ada warga yang terpaksa mengangkut jenazah menggunakan sepeda motor karena jalan tidak layak.
“Kemarin kita merayakan kemerdekaan, namun di Pinogu sana masyarakat belum merasakan kemerdekaan” Teriak orator dari mobil komando.
Selain menyoroti anggaran, mahasiswa juga menuntut pemerintah agar mengutamakan hak pendidikan, menghentikan kebijakan pembangunan yang merusak lingkungan, serta lebih memperhatikan nasib masyarakat kecil.
“Hari ini cinta rakyat kepada DPRD Gorontalo dan Pemerintah Provinsi Gorontalo sudah hilang, karena bungkam terhadap pertambangan ilegal yang merusak lingkungan” teriak salah satu orator aksi.
Mahasiswa menilai DPR RI, DPRD Provinsi Gorontalo, dan pemerintah daerah gagal menjalankan amanah rakyat. Mereka juga menuding adanya pembiaran terhadap aktivitas pertambangan yang merusak hutan.
Dalam aksinya, massa mendesak Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, dan Kapolda Gorontalo hadir menemui mahasiswa secara langsung. Hingga pukul 16.30 WITA, ribuan pengunjuk rasa masih bertahan di halaman rumah dinas gubernur.
Aksi ini juga dikawal ratusan aparat kepolisian dari Polresta Gorontalo Kota dan Polda Gorontalo.
Redaksi | Utinews.id