Utinews.id – Aksi unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Merah Putih di Jembatan Perlimaan, Kota Gorontalo, Senin (1/9/2025), berakhir ricuh. Massa aksi yang sebelumnya melakukan blokade jalan dan membakar road barrier dibubarkan paksa oleh aparat kepolisian.
Aliansi Merah Putih turun ke jalan untuk memprotes berbagai kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. Mereka juga mengecam keras tindakan represif aparat kepolisian yang menewaskan seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, pada aksi beberapa hari sebelumnya.
Aksi yang awalnya berlangsung damai berubah panas setelah permintaan massa agar Gubernur Gorontalo Gusnas Ismail, Ketua DPRD Thomas Mopili, dan Kapolda Irjen Widodo hadir menemui mereka tidak terpenuhi.
“Kami sudah di sini sejak pukul 14.00. Hingga sekarang jam 17.00, Gubernur, Ketua DPRD, dan Kapolda tidak mau datang. Pengecut!” teriak salah satu orator dari atas mobil komando.
Kekecewaan massa memuncak. Mereka menutup akses Jembatan Perlimaan yang merupakan pintu masuk utama Kota Gorontalo dan membakar pembatas jalan di atas jembatan.
“Jembatan akan kita tutup sampai mereka datang menemui kita di sini,” seru seorang demonstran.
Situasi semakin memanas saat aparat kepolisian merespons dengan menyemprotkan water cannon dan melepaskan tembakan gas air mata. Massa aksi membalas dengan lemparan batu sehingga bentrokan tak terhindarkan.
Meski sempat mendapat perlawanan, aparat akhirnya berhasil memukul mundur massa dari Jembatan Perlimaan hingga ke depan Kampus 3 Universitas Negeri Gorontalo. Setelah melalui proses negosiasi, polisi kemudian menarik pasukan dan situasi perlahan kembali kondusif.
Sejumlah demonstran yang diduga provokator diamankan pihak kepolisian. Sementara itu, arus lalu lintas di Jembatan Perlimaan kembali normal pasca aksi.
Redaksi | Utinews.id